#1
Kamu bukan sekedar malam, walau hanya bayang-bayang, kau adalah pilihan.
Diantara seribu kerikil, aku hanyalah pasir berselimut derita diantara
seribu tawa. Memang menyakitkan, hanya untuk melihat dan merasakan
gelapnya malam, aku terinjak-injak napsu kehidupan. Ketika terdengar
bisik kabar malam yang berduka, aku bagai diambang pintu neraka, ketika
tangis menjadi kewajiban aku hanya bisa membendung air mata, lalu luka
hati semakin menganga tersembur bara nyalanya sendiri. Aku tak harus
bingung mau kemana, karena pedihnya membuatku semakin tak ada.
#2
Jalan panjang terbentang tak terbatas. Namun ku pasang rambu-rambu yang
membuatku tak mampu bebas. aku melihatmu dengan mata yang terbatas. Di
lain sisi, mataku yang lain melihatmu seperti delapan mata arah angin.
kemana aku berpaling disitu Kau bermakna. Kurasa air mata ini mengalir,
saat dirimu tak lagi hadir, aku dilanda rindu. Kuarasa air mata ini
semakin deras mengalir, saat aku dan dirimu menjadi satu, aku dilanda
cinta. Aku memang tak mampu memelukmu. Aku bukan lagi sekedar
terlena dimabuk rasa. Lebih dari itu, lebih dari apa yang telah menjadi
ketentuan manusia. Kegilaan mungkin telah melanda. rambu-rambu yang
membuatku tak bebas, tak lagi berarti. Tapi aku tak pernah melampaui
batas. Itu hanya harapan. Dan pertemuan kita masih kurumuskan dalam
butiran tasbih. Kerinduanku masih ku uji dengan syair-syair yang
membuatku tak berarti. Lalu cintaku masih tertatih, meniti lelah dan
lemah diriku menghadapi kehidupan.
keren bang
BalasHapuswidiiiiiihhh .., pandai rangkai kata" nih mas" :D ..,
BalasHapussuiiipppp raingkaiannya .. (Y)